APAKAH anda adalah penyuka film-film bioskop dan sering nonton? Jika iya, pasti anda pernah mendengar atau mencicipi gurihnya Popcorn. Cemilan dari biji jagung ini yang belakangan populer di bioskop ini, ternyata sudah dikenal dan ada sejak abad XVI. Sejarah mencatat bahwa Popcorn telah diabadikan dalam diary Hernando Cortes (1485-1547), sang komando ekspedisi Kerajaan Spanyol dalam agresi penghancuran suku Aztec dan penguasaan Mexico abad XVI. Dalam diary itu disebutkan Popcorn adalah makanan Suku Aztec dan bahkan merupakan kelengkapan sebuah ritual persembahan kepada Dewa Air.
Masyarakat Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan menyebut cemilan dari biji Jagung ini dengan Bente atau Lappo. Meski belum diketahui kapan orang Selayar mulai mengenalnya, namun dipastikan cemilan ini telah berusia lama karena menjadi kelengkapan ritual di daerah ini.
Cara membuatnya secara tradisional yakni memasukkan biji jagung kering ke dalam sekam (atau ampas kayu setelah digergaji) yang dibakar dan tunggu sejenak hingga mengembang ditandai ledakan kecil. Biji Jagung (atau biasa juga padi) yang telah mengembang dalam Bahasa Selayar disebut bente dan ledakan kecil dinamakan lappo’. Mungkin dari sinilah alasan penamaannya, seperti halnya Popcorn dari kata pop sebagai tiruan dari bunyi ledakan kecil dalam proses pembuatannya dan corn adalah jagung.

Lalu apa sisi menarik dari pembuatan Popcorn ala Selayar bernama Bente itu? Rupanya orang Selayar tempo dulu membuat Bente sambil menyanyikan sebuah lagu pendek. Lagu ini bermuatan do’a atau pengharapan agar kualitas bente ini hasilnya bagus saat pembuatan.
SA (59 Tahun) salah seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Selayar kepada Selayarnesia.com mengatakan dirinya meyakini keampuhan nyanyian ini untuk mengasilkan kualitas bente yang baik. Ia juga menuturkan bahwa dalam ritual Assurombasa dahulu (bahkan hingga kini, red), bente ini menjadi salah satu kelengkapannya.
Berikut ini adalah nyanyian saat seseorang atau kelompok membuat Bente atau A’bente, seperti dilantunkan SA:
Bente-bente barra’
Kombong kapasa
Mana’ rea
Janjang urammu
Pakonjo tongi bakka’mu
Sakopo-kopo
Nyanyian tersebut bermakna harapan agar biji Jagung yang dibakar mengembang seperti kapas dan beranak banyak seperti alang-alang. Juga berharap masing-masing biji jagung mengembang baik seperti lainnya.**
You must be logged in to post a comment Login