SATU hal penting diketahui sebelum membahas lebih jauh materi Sejarah Asia Tenggara, yakni asal usul penamaan kawasan ini. Beberapa sumber menyebutkan (antara lain “Sejarah Asia Tenggara” karya D.G.E. Hall) Asia Tenggara merupakan istilah yang digunakan masa Perang Dunia II untuk menyebut wilayah daratan Asia bagian timur yakni kawasan Indo-Cina dan Semenanjung Malaya serta kepulauan-kepulauan di sekitarnya.
Nama yang digunakan sebelumnya Asia Tenggara, yakni “Further India” dan Little China”. Istilah ini populer pada saat British South-East Asia Command yang dikomandoi Lois Mountbatte menduduki wilayah ini. Sebelum bernama Asia Tenggara, kawasan ini juga bernama “Nanyang” atau “Nam-yong” (Bahasa Hakka) – Samudera Selatan.
Dari segi fakta geografis, Asia Tenggara terbagi atas dua wilayah yakni Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Maritim. Beberapa negara yang termasuk Asia Tenggara Daratan yakni Kamboja, Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Laos. Adapun negara-negara yang tergolong Asia Tenggara Maritim seperti: Indonesia Brunei, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste. Lalu bagaimana dengan Taiwan, Pulau Kokos serta Pulau Christmas yang secara geografis juga berada di kawasan ini? Secara politis Taiwan dimasukkan ke dalam wilayah administatif Asia Timur, sedangkan dua pulau lainnya yakni Pulau Kokos dan Pulau Christmas masuk dalam wilayah administratif Negara Australia.
Lalu bagaimana kebudayaan dan peradaban Asia Tenggara bermula? Sejarah mencatat bahwa kultur dan Bahasa Austronesia merupakan fondasi bagi perikehidupan masyarakat periode awal di kawasan ini. Barulah kemudian mengalami banyak perubahan setelah masuknya pengaruh dari luar di mana tonggak sejarahnya dimulai sejak pertengahan abad pertama masehi. Tersebutlah orang-orang India dan China masuk membawa pengaruh budayanya serta disusul kemudian oleh pedagang-pedagang Muslim Arab dan Persia.
Kuatnya pengaruh budaya India dan Cina tersebut dengan nyata tercermin melalui warisan sejarah Hindu-Budha. Sebut saja antara lain sebuah contoh dikenalkan serta diwariskannya aksara dan bahasa Sansakerta oleh orang-orang India, mengubah secara fundamental tipikal masyarakat dari pra-aksara (pra-sejarah) menjadi sejarah ditandai oleh tulisan. Hal ini pulalah yang kemudian menjadi media perantara yang mendukung proses dialog masa kini dengan masa lampau dalam kajian dan pembelajaran sejarah.
Kekuatan kultur lainnya yang banyak memberi warna bagi tata kehidupan masyarakat dan bangsa di Asia Tenggara adalah Islam. Demikian pentingnya peran ajaran Islam dalam mengubah tradisi dan budaya masyarakat di kawasan ini, sehingga “kata kunci untuk memahami Islam di Asia Tenggara adalah kompleksitas”, seperti ditulis Ahmad Ibrahim, dkk melalui sebuah buku berjudul “Islam di Asia Tenggara: Sebuah Perspektif Sejarah”. Dijelaskan pula bahwa Islam tiba di Asia Tenggara – feriferi geografis dunia Muslim – melalui suatu proses kooptasi damai yang berlangsung selama berabad-abad. Tidak banyak terjadi penaklukan secara militer, pergolakan politik, atau pemaksaan struktur kekuasaan dan norma-norma masyarakat luar negeri.

Satu hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa Islam bukanlah agama besar pertama yang tumbuh dan berkembang di Asia Tenggara, karena sebelumya sudah ada pengaruh Hindu-Budha. Pertanyaan-pertanyaan bilamana, dari mana, dan dalam bentuk apa Islam mempengaruhi kehidupan masyarakat Asia Tenggara? Tidaklah mudah menjawabnya. Sekali lagi ia adalah sebuah kompleksitas dan proses bersinambung yang memengaruhi kehidupan masa kini dan masa mendatang.
Meski kehadiran dan pengaruh ajaran Hindu-Budha, Islam, dan disusul Kristen di Asia Tenggara telah mempengaruhi pola-pola kebudayaan pribumi, namun tidak meninggalkan lapisan-lapisan endapan yang dapat secara dikotomis dibedakan dengan jelas di pantai-pantai. Sebaliknya, proses ini justru merupakan persenyawahan kuat antara tradisi-tradisi agama tersebut. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kebudayaan masyarakat di Asia Tenggara merupakan bentukan dari beberapa warisan budaya-agama besar.
Kemudian fakta geografis Asia Tenggara yang dianugerahi sang pencipta kekayaan alam melimpah (rempah-rempah, logam, tambang, dan kekayaan lainnya) serta posisi geografis yang strategis termasuk Indonesia dan beberapa negara tropis lainnya, menggoda bangsa-bangsa dari negara Eropa untuk berdagang dan membuat koloni di kawasan ini. Singgkatnya, terjadinya kemudia praktek imperialisme di kawasan Asia Tenggara.
Dari uraian-uraian inilah akan dibahas lebih dalam lagi Sejarah Asia Tenggara mulai dari Masyarakat Asia Tenggara sebelum masuknya pengaruh dari luar, pengaruh kebudayaan India dan Cina, pengaruh kebudayaan Islam, pengaruh budaya barat, hingga perkembangan dan imperialisme di kawasan ini,
- Setelah anda membaca materi ini, silahkan mengerjakan kuis dengan cara mengklik link KUIS LATIHAN
[Penulis: Ahmadin Umar, Pengajar Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara Fakultas Ilmu Sosial UNM]
You must be logged in to post a comment Login